Selasa, 16 Maret 2010

Cara Mengenali Potensi Dari Multiple Itelegency

Pada tahun 1983, seorang ahli psikologi bernama Howard Gardner dari Manchester Instituit of Technology (MIT) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan sejarah. Ia menemukan bahwa dalam diri manusia terdapat berbagai potensi kecerdasan. Tipe kecerdasan yang dikembangkannya adalah kecerdasan majemuk (Multiple Intellegences). Kecerdasan Majemuk ini dikembangkannya berdasarkan hasil penelitian para pakar lainnya, yaitu Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit kepemilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan. Kerstin ada pada setiap manusia tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Titik tekan dari teori kecerdasan majemuk Gadner terletak pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara lebih terperinci dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.
b. Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya.
c. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan penggunaan pemahaman baru.
Berdasarkan kesimpulan itu, Gardner memperkenalkan kecerdasan majemuk (Multiple Intellegences) yang terbagi menjadi 8 kecerdasan (Masykur, 2008:104), yaitu :
1) Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence), yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan penguasaan kosakata atau bahasa lisan maupun tulis, dan secara luas, komunikasi. Kecerdasan ini menggambarkan kemampuan memakai bahasa secara jelas melalui membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.
2) Kecerdasan logika/matematika (logical/mathematical intelligence), yaitu kecerdasan yang berkaitan erat dengan berpikir deduktif-induktif/beralasan, numerasi, dan pola-pola berpikir abstrak. Ciri ragam kecerdasan ini adalah pada kemampuan memecahkan berbagai masalah abstrak dan memahami hubungan sebab akibat. Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika. Tokoh-tojoh yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.
3) Kecerdasan visual/keruangan (visual/spatial intelligence), yaitu kecerdasan yang berkenaan dengan gambar-gambar. Kecerdasan ini berupa kemampuan merasakan dunia visual secara akurat, membentuk kemampuan menggunakan indera penglihatan dan kesanggupan untuk memvisualisasikan objek, termasuk kemampuan untuk mengkreasi imaji-mental/melukis. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer, desainer, arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.
4) Kecerdasan tubuh/indera peraba (body/kinesthetic intelligence), yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan gerak fisik (gerak tubuh dan anggota tubuh), termasuk syaraf otak motorik yang mengontrol gerak tubuh dan anggota tubuh. Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), dan Susi Susanti adalah mereka yang unggul dengan kecerdasan kinestetiknya.
5) Kecerdasan musik/ritmis (musical/rhythmic intelligence), yaitu kecerdasan yang yang berkaitan dengan nada, irama, pola titi nada, dan warna nada. Kecerdasan ini berupa tingkatan sensitivitas pada pola-pola suara dan kemampuan untuk merespon musik secara emosional. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak. Tokoh-tokoh yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, dan Titik Puspa.
6) Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah kecerdasan yang terkait dengan pemahaman sosial. Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain melalui membaca berbagai suasana hati, temperamen, motivasi, dan tujuan orang lain. Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
7)Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kecerdasan yang berkenaan dengan pengetahuan diri. Ciri kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan untuk bertanggung jawab atas konsep-diri, sikap perilaku, perasaan, dan tindakan yang dilakukan. Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kecerdasan ini sering dinamakan dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh-tojoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8) Kecerdasan naturalis (naturalist Intelligence) adalah kecerdasan yang terkait dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies-flora dan fauna dalam lingkungan seseorang. Kecerdasan ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam dan fenomenanya. Contohnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil, rumah, dan sampul kaset (CD).

Selasa, 16 Februari 2010

dampak negatif dan positif hp

Dampak Positif
1. Mempermudah komunikasi.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
3. Memperluas jaringan persahabatan.

Dampak Negatif :
1. Mengganggu Perkembangan Anak :
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

2. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.

3. Rawan terhadap tindak kejahatan.
Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.

4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar.

5. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.

Selasa, 19 Januari 2010

Rowista

di mna home km